Book Review : The Fault in Our Stars – John Green

The Fault in Our Stars adalah cerita tentang dua anak muda, Hazel Grace dan Augustus Waters, mereka bertemu dan jatuh cinta.

Just that simple?
Hell no.
image

The Fault in Our Stars menyuguhkan cerita yang hmm.. sedikit berbeda. Hazel dan Augustus bukanlah anak remaja biasa, mereka adalah penderita kanker.

Hazel menderita kanker tiroid yang menyebabkan paru-parunya membutuhkan alat bantu pernapasan, selang dan tabung oksigen yang selalu ia bawa kemana-mana  dan Augustus menderita kanker tulang yang sudah kehilangan sebelah kakinya.

Awalnya Hazel males banget datang ke pertemuan rutin support group, tapi pertemuan itu ternyata gak bosenin amat, yaa.. apalagi setelah Hazel bertemu dengan Augustus. Mereka langsung dekat karena Augustus memiliki kepribadian yang menyenangkan dan berpikiran positif, Hazel mengenalkan buku kesukaannya kepada Gus, buku berjudul An Imperial Affliction karya Peter Van Houten merupakan buku yang sudah dibaca berulang-ulang sampai Hazel penasaran banget gimana cerita dan nasib tokoh-tokoh setelah ending. Hazel bahkan sudah mengirimkan puluhan surat kepada Van Houten menanyakan hal tersebut, tapi tak ada satupun yang dibalas.

Sama seperti Hazel yang gak bisa gak jatuh cinta dengan tokoh Augustus, saya juga sebagai pembaca, jatuh cinta dengan Augustus. He’s too sweet to resist~ siapa sih yang gak luluh dengan cowo yang periang, selalu menyemangati dan bahkan memberikan kita kesempatan untuk mewujudkan impian kita?

Tapi cinta itu ibarat bom waktu.
Selalu ada perpisahan disetiap pertemuan, terutama ketika tokoh utamanya penderita kanker 😦

That’s the thing about pain…
It’s demain to be felt~

Saya sukses nangis ketika baca seperempat bagian terakhir buku ini, Mr. John Green telah menulis kisah yang begitu menyentuh tentang perasaan, bukan sekedar perjuangan dalam melawan kanker, buku ini menenggelamkan saya ke dalam kedua tokohnya, ketika mereka jatuh cinta, ketika mereka bahagia dan ketika mereka kehilangan. Emosinya dapet banget, hiks.

image

“Aku mencintainya. Aku sangat beruntung mencintainya. Kau tak bisa memilih apakah kau akan terluka didunia ini, tapi kau bisa ikut menentukan siapa yang melukaimu. Aku menyukai pilihan-pilihanku. Kuharap Hazel menyukai pilihan-pilihannya.” (Gus, hal. 418)

I love love this book, walau saya sudah membacanya setahun lalu, saya masih merasakan perasaan yang hangat ketika mengingat cerita buku ini, yang satu ini meninggalkan bekas dihati, ceilaaa haha bahkan ketika saya menonton versi visualnya yang diperankan oleh Shailene Woodley dan Ansel Elgort, saya cuma bisa bilang kalo filmnya pun sama bagusnya dengan bukunya.

image

Judul: The Fault in Our Stars: Salahkan Bintang-Bintang
Penulis: John Green
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penyunting: Prisca Primasari
Proofreader: Yunni Yuliana M.
Desainer Sampul: BLUEgarden
Penerbit: Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan I, Desember 2012
Tebal : 422 halaman

Imho, saya lebih suka cover buku asli yang lebih simple dibanding cover buku TFIOS terbitan Qanita ini.
Ilustrasi hati disetiap halaman buku menurutku cukup mengganggu ya, untung isi bukunya bagus. Well dont judge a book by its cover? 🙂

image

image

I’m in love with Augustus Waters (Ansel Elgort), can i have him? Can i kiss him? Can i hug him? I mean it, really ❤ ❤ look at his smile, i’m melting. Syalalala~~